Pendampingan merupakan salah satu bagian dari proses pendidikan Calon Guru Penggerak (CGP). CGP berhak mendapatkan pendampingan sebanyak 9...
Pendampingan merupakan salah satu bagian dari proses pendidikan Calon Guru
Penggerak (CGP). CGP berhak mendapatkan pendampingan sebanyak 9 kali dalam
kurun waktu 9 bulan selama proses pendidikan GP. Selain itu, CGP
mendapatkan fasilitas mengikuti lokakarya, dan belajar berbagai materi
melalui Learning Manajemen System (LMS).
Proses pendidikan Calon Guru Pengegrak
ini memang tidak mudah. CGP harus melewati proses yang panjang, sebuah proses
yang tentu saja menemukan banyak tantangan dalam perjalanannya. Tantangan
tersebut akan memperkuat mental, motivasi, dan kemampuan Calon Guru Penggerak
dalam mempersiapkan diri menjadi calon pemimpin pendidikan masadepan.
Sejak dimulainya program pendidikan guru
pengegrak pada bulan Oktober 2020, CGP sudah menjalani proses pembelajaran
melalui Learning Manajemen System (LMS). Bulan november 2020 ini
menjadi bulan pendampingan perdana bagi Calon Guru Penggerak. Mengingat saat
ini masih dalam suasana pandemi covid-19, proses pendampingan harus mengikuti
protokol kesehatan yang ada. Pendamping dan Calon Guru Penggerak harus
melakukan tes rapid terlebih dahulu. Hal ini untuk memastikan keamanan/savety
dari virus Covid-19. Sehingga CGP maupun pendamping sama-sama aman dalam
melaksanakan tugasnya.
Mengacu pada hasil rapid tes tersebut,
pendampingan dapat dilakukan secara tatap muka (luring) maupun daring.
Pendampingan secara daring dilakukan bagi CGP yang hasil tes rapidnya reaktif,
sementara bagi CGP/pendamping yang reaktif hasil rapid tesnya, melakukan
pendampingan secara daring.
Saya mendapatkan amanah dari Kementrian
Pendidikan melalui P4TK TK/PLB untuk mendampingi 5 orang CGP di Kabupaten
Bogor. 5 orang Calon Guru penggerak tersebut adalah
1.
Bapak Rudianto, S.Pd. dari SMPN 3 Parungpanjang, yang berlamat di Jl
Gintung Cilejet Desa Gintung Cilejet Keamatan Parungpanjang
2.
Bapak Nurdin, S.Pd. dari SDN Ciomas 2, yang berlamat di Jl.
Bunar-Parungpanjang KM. 13, Kp. Banar RT. 02/05, Ds Ciomas, Kec. Tenjo Kab.
Bogor
3.
Ibu Desi Diana, M.Pd. dari SMPN 2 Jasinga, yang berlamat di JL. Letnan
Sayuti KM 04 Kecamatan Jasinga Kab. Bogor;
4.
Bapak Mashudi, S.Pd. dari SDN Kiarapandak 1, yang berlamat
di Jalan Raya Cipatat Km. 12 Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor,
dan
5.
Bapak Thoni Anthoni Mukti Prasetyo dari SDN Cipatat yang beralamat di
Kp.Pasir Sake Desa Kiarapandak Kec. Sukajaya Kab.Bogor;
Kami sebelumnya belum mengenal satu sama lainnya. Kami mulai berkenalan
sejak lokakarya perdana yang dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2020 secara
daring. Lokakarya perdana dilakukan secara daring karena mengingat masa pandemi
covid-19 yang masih merajalela. Saat itulah kami mulai mengenal wajah dan
sedikit gambaran karakter masing-masing, walaupun perkenalan kami hanya melalui
teknologi virtual converence tetapi sudah cukup rasanya
mengikat tali silaturahmi kami untuk terus saling menguatkan, saling percaya,
saling memotivasi, berkolaborasi saling berbagi untuk mencapai sukses bersama.
Kami telah mengikatkan diri untuk sama-sama mengarungi samudra perjuangan
mengikuti program pendidikan guru penggerak. Derasnya hantaman ombak, kuatnya
terjangan badai, tinggi dan terjalnya liku-liku perjalanan, tak akan
menggoyahkan niat kami untuk mencapai garis finish dalam
proses ini. Kami sama-sama meyakini dengan kebersamaan, saling berbagi, saling
menguatkan, semua masalah akan terurai dan mudah untuk dihadapi. Kami beragkat
dari titik nol, tidak ada yang superman dalam keluarga PDP045,
yang ada adalah super tim PDP045 yang hebat.
Tanggal 9 November 2020 merupakan jadwal pendampingan perdana sesuai jadwal
yang disusun kementrian pendidikan. 10 hari sebelumnya tepatnya tanggal 1
November saya sudah mulai mempersiapkan diri untuk proses pendampingan
individu. Persiapan harus dimaksimalkan mengingat pendampingan ini merupakan
kegiatan tatap muka perdana dengan Calon Guru Penggerak yang saya dampingi.
Tentu kesan pertama menjadi sangat penting untuk membangun trust dan
sebagai media saling mengenal dalam mengarungi proses panjang pendidikan guru
penggerak.
Masih merebaknya wabah covid-19 diwilayah Kabupaten Bogor, menjadikan
tantangan tersendiri sekaligus menjadi kehawatiran bagi para pendamping CGP.
Kehawatiran muncul bukan hanya karena memikirkan dampak kesehatan semata,
tetapi teknis pelaksanaan secara daring atau luring menjadi diskusi kami sesama
pendamping dan tim P4TK TK/PLB serta Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor sebagai
operator pelaksana kegiatan pendidikan GP.
Tim P4TK TK/PLB dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor merespon segala keluh
kesah para pendamping dengan melakukan rapat koordinasi melibatkan seluruh
pendamping. Kami dipasilitasi pertemuan virtual melalui zoom meeting untuk
koordinasi terkait segala sesuatu yang perlu disiapkan dalam proses
pendampingan CGP yang pertama. Banyak hal yang dibahas dalam rapat koordinasi
tersebut, mulai dari bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk laporan di LMS dan
dokumen keuangan, serta teknis pendampingan merujuk pada hasil rapid tes CGP.
Saya sendiri merasa beruntung dapat berkolaborasi sesama pendamping yang
pengalamannya sudah malang melintang di dunia pendidikan. Banyak diantara
pendamping dengan segudang prestasi yang telah berhasil diraihnya.
Pendamping Guru Penggerak ada yang jebolan guru berprestasi,
juara inovasi pembelajaran, akademisi, pegiat literasi, aktivis dll.
Berdasarkan latar belakang teman-teman pendamping tersebut, saya rasa mereka
memiliki kapasitas yang mumpuni dalam menunjang tugas sebagai pendamping. Hal
ini menjadi keberuntungan tersendiri bagi saya, karena bisa bersilaturahmi dan
dapat menimba ilmu dari orang-orang hebat.
Seminggu sebelum berangkat pendampingan, tiba-tiba datang panggilan untuk
mengikuti kegiatan uji kompetensi asesor BAN PAUD/PNF. Saya sendiri sebenarnya
sudah tergabung dengan BAN PAUD PNF sejak Juli 2019 sampai dengan sekarang.
Berdasarkan informasi dari teman-teman asesor, uji kompetensi kali ini sangat
beda dari sebelumnya, karena ada keputusan akhir yang menentukan lulus atau
tidaknya sebagai asesor. Jika tidak lulus, maka asesor tersebut akan
diberhentikan secara hormat dari BAN PAUD PNF. Inilah yang membuat hati sempat
galau antara harus mempersiapkan pendampingan secara maksimal atau ikut uji
kompetensi asesor. Uji kompetensi asesor sendiri dilakukan mulai jam 07.00
sampai dengan pukul 17.30, suatu hal yang sangat menguras waktu dan tenaga.
Sesaat naluri dan semangat perjuanganku muncul kembali. Kondisi yang sempit
tersebut menjadi challenge tersendiri untuk terus maju
memberikan yang terbaik dalam rangka pengabdian bagi negeri tercinta. Kedua
kegiatan yang super hebat tersebut harus bisa berjalan maksimal dan berhasil
sempurna. Hambatan, kendala, cape, waktu santai berkurang, itu sudah menjadi
konsekuensi dalam setiap langkah perjuangan. Kerja keras, fokus, dan ikhlas
menjadi kunci utama dalam setiap gerak langkah. Setiap kegiatan dan tanggung
jawab yang diemban pada hakikatnya adalah amanah dari Yang Maha Kuasa
Allah SWT. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain kecuali, kerjakan dengan
maksimal, berikan yang terbaik, dan ikhlas dalam beramal, maka adapun hasilnya
kita serahkan kepada Sang Maha Pencipta.
Setrategi mulai disusun untuk memaksimalkan kedua kegiatan tersebut. Semua
keperluan dan jenis kegiatan mulai disusun untuk menjadi pedoman dan
menjadi guide selama menjalani aktivitas yang padat merayap. Setiap
kegiatan di breakdown menjadi bagian-bagian kecil yang lebih
konkrit. Setiap indikator/kegiatan yang sudah dituntaskan langsung diberikan
ceklis sebagai pemisah mana yang belum dikerjakan mana yang belum. Semua
dikerjakan secara beriringan dengan membagi dan memainkan waktu serta memainkan
peran.
Akhir dari perjuangan dan usaha keras tersebut uji kompetensi dapat
dituntaskan dengan hasil yang baik. Hari Jumat tanggal 7 November 2020 pukul
15.00 uji kompetensi asesor BAN PAUD PNF selesai dituntaskan. Saatnya kebali fokus
pada tugas berikutnya, yakni persiapan pendampingan CGP di Kabupaten Bogor.
Semua perlengkapan dan keperluan administrasi sudah diprint dan di siapkan
dalam map. Pakaian dan perlengkapan pribadi juga sudah siap dikemas dalam koper
dan tas. Leptop yang menjadi senjata utama dalam kegiatan pendampingan, sudah
disiapkan 2 unit, termasuk casan dan segala perlengkapannya.
Sebelum berangkat, masih ada satu syarat yang harus dilengkapi yakni izin
atasan. Meskipun secara umum program dan kelulusan sebagai pendamping guru
penggerak sudah diketahui pimpinan, tetapi izin pimpinan sangat penting sebagai
doa restu agar segalanya bisa berjalan dengan lancar. Keberuntungan yang luar
biasa bisa mendapatkan seorang pimpinan yang hebat dan visioner serta mendukung
pengembangan guru.
Setelah semua
perlengkaan dan keperluan dianggap 100% lengkap, tepat puku 12.00 setelah
melakukan shalat Dzuhur, petualangan pendampingan CGP pun dimulai.
Keberangkatan diantarkan dengan doa dan suara lirih nan manja dari kedau anak
gadis dan istri tercinta. Berbekal doa tulus, dan niat baik pengabdian, mobil
rush hitam yang dikemudikan melaju kencang menuju daerah Kecamatan
Parungpanjang Kabupaten Bogor Barat. Sebuah perjalanan yang luarbiasa yang
mengharuskan melewati 3 provinsi sekaligus dalam 1 hari, yakni provinsi Jawa
Barat, DKI Jakarta, dan Tanggerang Banten..
COMMENTS