Download Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka jenjang PAUD SD SMP SMA

     Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, bukan sebuah perlombaan balap. Hal yang terpenting dalam sebuah perjalanan adalah tujuannya. Tan...


    Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, bukan sebuah perlombaan balap. Hal yang terpenting dalam sebuah perjalanan adalah tujuannya. Tanpa tujuan, kita pastilah hanya buang-buang waktu dan biaya saja. Jika sebuah tujuan jelas dan penting bagi hidup kita, pastilah kita akan mencari dan menggunakan berbagai cara untuk mencapainya, seberapapun lamanya atau seberapapun menantangnya. 
    Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan akhir di setiap fase pembelajaran siswa. Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi. 
    Tujuan Pendidikan Indonesia adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan Kerangka Dasar Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.
Pengertian CP 
    “Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran. Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat menggunakan CP pendidikan khusus. Peserta didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum. ” (lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 958 tahun 2020 Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah)

CP dan strategi mencapai CP menggunakan Kerangka Kerja Understanding by Design

    Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada proses perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum, asesmen, dan instruksi pembelajaran. Proses perencanaan ini fokus pada dua hal: 
1. Pengajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan kemampuan learning transfer (kemampuan mengimplementasikan hasil belajar dalam sebuah performa otentik) 
2. Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan akhirnya terlebih dulu 

CP disusun menggunakan metode Backward Design 
    Metode perancangan kurikulum pendidikan ini dimulai dengan menentukan tujuan akhir yang diinginkan terlebih dahulu sebelum menentukan kegiatan pembelajaran dan asesmen yang digunakan. Backward Design melibatkan 3 tahap perencanaan: 

Identifikasi hasil yang diinginkan - CP, TP dan ATP Apa pembelajaran yang dapat terus melekat, bernilai, dan bisa diterapkan dalam kehidupan siswa, jauh setelah ia lulus mata pelajaran tersebut? 

    Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu untuk mencapainya (fase). Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap pengemudi memiliki kebebasan untuk memilih jalur, cara, dan alat untuk menempuh perjalanan tersebut, yang disesuaikan dengan titik keberangkatan, kondisi, kemampuan, dan kecepatan masing-masing. 
    Dalam mencapai CP, kita perlu membangun kompetensi untuk melakukan perjalanan tersebut agar tiba di tujuan pada waktu yang ditentukan. Setiap satuan pendidikan dipersilakan mengatur strategi efektif untuk mencapai CP, sesuai dengan kemampuan dan potensinya.
    Garis finish CP ada di akhir kelas 12. Untuk mencapai garis finish tersebut, pemerintah membuatnya ke dalam 6 etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun. 
    Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk membedakannya dengan kelas karena peserta didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda. Fase memberikan keleluasaan dan keadilan bagi guru dan siswa untuk menyesuaikan rancangan pembelajaran dengan tahapan perkembangan, kemampuan, minat, konteks, dan kecepatan belajar siswa (Teaching at The Right Level). 
    Dengan penggunaan Fase, diharapkan siswa akan dapat memiliki waktu lebih panjang untuk memahami dan mendalami konsep-konsep dan keterampilan untuk mencapai sebuah kompetensi yang dibangun CP.
CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan materi 
Jenjang PAUD • Fase Fondasi (TK B) 
Jenjang SD • Fase A (Kelas 1-2 SD) • Fase B (Kelas 3-4 SD) • Fase C (Kelas 5-6 SD) 
Jenjang SMP • Fase D (Kelas 7-9 SMP) 
Jenjang SMA/SMK • Fase E (Kelas 10 SMA) • Fase F (Kelas 11-12 SMA) 
    Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, apabila mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan CP pendidikan khusus, namun jika tidak mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum. Untuk CP Diksus, penentuan fase CP untuk siswa berdasarkan pada hasil Asesmen Diagnostik. Sangat mungkin sekali, di sebuah kelas terdapat perbedaan CP yang digunakan.
Untuk SLB Capaian Pembelajaran didasarkan pada usia mental yang ditetapkan berdasarkan hasil asesmen 
• Fase A : Pada umumnya usia mental (≤7 tahun) 
• Fase B : Pada umumnya usia mental (±8 tahun) 
• Fase C : Pada umumnya usia mental (±8 tahun) 
• Fase D : Pada umumnya usia mental (±9 tahun) 
• Fase E : Pada umumnya usia mental (±10 tahun) 
• Fase F : Pada umumnya usia mental (±10 tahun) 

Elemen Dalam CP 
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen atau kelompok kompetensi esensial yang berlaku sama untuk semua fase pada mata pelajaran tersebut. Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya sendiri yang saling menunjang untuk mencapai pemahaman yang dituju. Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda dengan mata pelajaran lainnya. 
Contoh
• Dalam CP PAUD terdapat elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, dan Dasar-dasar Literasi dan STEAM 
• Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, dan Analisis Data dan Peluang. 

Elemen dalam CP 
    Jika pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, diperlukan beberapa kompetensi esensial agar tepat waktu dan selamat mencapai tujuan. Contohnya, jika ingin melakukan perjalanan dengan cara mengemudikan mobil, ada beberapa elemen yang perlu dipelajari seperti mengenali bagian dan cara kerja mobil, mengemudi, keselamatan mengemudi, navigasi dan pengendalian emosi. Masing-masing elemen memiliki capaiannya sendiri yang saling menunjang agar seseorang dapat memenuhi CP mengemudikan mobil. 
    Tentu saja jika perjalanan ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum, berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau berlayar, elemen Capaian Pembelajarannya sangat mungkin berbeda dengan mengemudikan mobil. Mungkin elemennya lebih sedikit/banyak, mungkin mirip atau sama. Elemen setiap mata pelajaran dapat memiliki persamaan atau perbedaan karakteristik satu dengan lainnya. 

Contoh Capaian Pembelajaran: 
Seni Rupa Di akhir fase C, peserta didik mampu menuangkan pengalamannya melalui visual sebagai ekspresi kreatif secara rinci, ditandai penguasaan ruang dengan penggunaan garis horizon dalam karyanya. Diharapkan pada akhir fase ini, proses kreatif dan kegiatan apresiasi peserta didik telah mencerminkan penguasaan terhadap bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur yang mewakili perasaan dan empati peserta didik. 

Bentuk Pemahaman Dalam CP 
    Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat. 
    Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme adalah proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman sebelumnya Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level paling tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan kemampuan memahami di level C2. 
    6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan siklus. Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini (mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan, berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman. 
    6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan asesmen, dan instruksi yang tepat.

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP



Elemen setiap mata pelajaran dapat berbeda atau sama satu dengan lainnya, tergantung karakteristiknya masing-masing.

Daftar Pertanyaan dan Jawaban :
● Apakah sekolah dapat membuat CP sendiri? 
Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan tidak dapat diubah. Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan/memodifikasi Kurikulum Operasional Sekolah (KOS), Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), dan Modul Ajar berdasarkan CP. 
● Mengapa CP disusun menggunakan metode Backward Design? 
Dengan mengetahui tujuan akhir pembelajaran, guru dapat merancang Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran, asesmen, kegiatan pembelajaran, dan instruksi yang tepat, bermakna, relevan dengan kondisi siswa, dan efektif untuk mencapai tujuan tersebut. 
Mengapa CP disusun berdasarkan fase dan pengurangan konten materi akan mendorong tercapainya kompetensi dan bukan berarti penurunan standar? 
Pembelajaran berdasarkan fase merupakan penerapan dari prinsip pembelajaran sesuai tahap capaian belajar atau yang dikenal juga dengan istilah Teaching at The Right Level (mengajar pada tahap capaian yang sesuai). Rentang waktu belajar yang lebih lama dalam Fase memberikan kesempatan siswa untuk benar-benar memahami sebuah konsep dan mendalami sebuah keterampilan, bukan sekadar mengejar ketuntasan materi/ berpusat pada guru dan konten. Pengurangan materi merupakan konsekuensi untuk merancang kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada kompetensi dan karakter. Materi yang disampaikan harus esensial, relevan dengan kehidupan, dan bermakna untuk siswa. Pritchett dan Beatty (2015) menemukan bahwa peserta didik yang mengalami kesulitan memahami konsep di kelas-kelas awal di sekolah dasar juga mengalami kesulitan di jenjang-jenjang berikutnya. Artinya, padatnya materi pelajaran membawa dampak yang panjang dan siswa kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi. 
• Apa yang dimaksud dengan kompetensi? 
Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standardisasi yang diharapkan (Badan Nasional Sertifikasi Profesi , 2014). Kompetensi adalah karakter individu yang dapat diukur dan ditentukan untuk menunjukkan perilaku dan performa kerja tertentu pada diri seseorang (Spencer, McClelland & Spencer, 1994). Kompetensi terbangun atas aspek kognitif yang berangkaian dengan aspek afektif atau disposisi tentang ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Untuk membangun dan mengembangkan kompetensi, peserta didik perlu mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam situasi yang spesifik dan nyata (Glaesser, 2018) 
• Bagaimana 6 aspek pemahaman dapat membantu saya merancang asesmen dan kegiatan yang efektif membantu pemahaman siswa mencapai CP? 
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari. Jika siswa melakukan salah satu dari keenam aspek/facet (mampu menjelaskan , menginterpretasi, menerapkan, berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman. Guru dapat menggunakan 6 Aspek Pemahaman ini untuk menentukan bentuk pemahaman yang perlu didemonstrasikan siswa/dapat di-ases. 
• Apakah semua mata pelajaran memiliki elemen yang sama dengan pelajaran lainnya? 
Tidak selalu. Setiap mata pelajaran memiliki elemen yang berbeda-beda atau sama dengan mata pelajaran lain, tergantung dari karakteristik mata pelajaran itu sendiri 
• Apakah elemen CP sebuah mata pelajaran sama untuk semua fase? 
Ya, benar. Elemen dalam CP sebuah mata pelajaran sama dari fase A-F. Yang membedakan adalah kompleksitas dan kedalaman materinya, yang artinya kompetensi peserta didik pun berkembang dari fase ke fase. Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 4 elemen utama, yaitu: 1) menyimak, 2) membaca dan memirsa, 3) berbicara dan merepresentasikan, dan 4) menulis. Sejak Fase A (kelas I-II SD/sederajat) hingga Fase F (kelas XI-XII SMA/sederajat), keempat elemen tersebut dipelajari dengan tingkat kompleksitas kognitif yang terus berkembang 
• Apakah sebuah kegiatan pembelajaran harus dapat meliputi seluruh elemen CP mata pelajaran tersebut? 
Tidak. Anda dapat menggunakan hanya 1-2 elemen saja dalam sebuah kegiatan. Yang terpenting, siswa dapat mengembangkan kompetensi yang dituju elemen CP tersebut dengan optimal.
• Bagaimana hubungan dan peran Elemen dengan kompetensi yang dituju CP? 
Setiap elemen memiliki peran dan capaiannya masingmasing untuk membangun pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang pada saling terhubung dan saling menunjang membangun kompetensi seseorang agar dapat mencapai CP mata pelajaran tersebut. Elemenelemen tersebut umumnya tidak bersifat hirarkis. 
• Apakah CP memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar? 
Tidak. CP dinyatakan dalam bentuk paragraf/narasi berisi kompetensi (kesatuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kunci) yang perlu dicapai oleh siswa di akhir sebuah fase. 
• Apakah CP menggantikan Standar Kompetensi Lulusan? 
Tidak. Dalam kerangka kurikulum, CP kedudukannya di bawah SNP (Standar Nasional Pendidikan), setara dengan KI-KD dalam Kurikulum 2013. CP disusun berdasarakan SKL dan Standar Isi. 
• Bagaimana apabila terdapat perbedaan kemampuan/ level Capaian Pembelajaran dalam suatu kelas? 
(Contoh: dalam kelas 5 ternyata masih ada siswa yang masih berada di fase B, sementara yang lain sudah sesuai berada di fase C) Sangat penting untuk melakukan asesmen diagnostik baik kognitif maupun non kognitif di awal pembelajaran (akan dibahas pada modul Asesmen). Hasil asesmen diagnostik ini akan menentukan CP yang akan digunakan dalam kelas tersebut. Untuk mengatasinya dapat digunakan Pembelajaran Berdiferensiasi. Sangat memungkinkan , dalam suatu kelas digunakan 2 CP. 
Contoh: 
1. Siswa dengan kemampuan umum digunakan CP fase tersebut (contoh kelas 5 menggunakan CP fase C). 
2. Siswa dengan kemampuan melampaui fase C tetap menggunakan fase C dengan pengayaan/ pendalaman. Siswa dengan kemampuan ini juga dapat diajak untuk berbagi kiat belajar dengan temannya (peer teaching) 
3. Siswa yang masih berada di fase B menggunakan CP fase B dengan dampingan guru (remedial) Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, apabila mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan CP pendidikan khusus, namun jika tidak mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.
• Apakah dengan sistem Fase, apakah siswa yang tertinggal Fase akan mengalami tinggal kelas/tidak naik kelas? 
Tidak. Siswa tetap akan naik kelas dengan catatan perkembangan masing-masing yang dapat dijadikan landasan untuk merancang pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai levelnya (Teaching at The Right Level). Penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak memberikan banyak manfaat untuk anak (capaian akademik mereka tidak , malah menurunkan rasa percaya diri anak (self efficacy) tentang kemampuannya untuk suksessecara akademik. 
• Apakah satuan pendidikan dapat membuat CP sendiri? 
Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan tidak dapat diubah. 
• Mengapa CP hanya memuat tujuan akhir pembelajaran dan rentang waktu untuk mencapainya? 
Setiap satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan Kurikulum Operasional Sekolah, Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran, dan Modul Ajar berdasarkan CP. dengan mempertimbangkan kekhasan, potensi, dan konteks sekolah, serta kemampuan siswa dan gurunya. 

COMMENTS

Nama

artikel,10,asrama-bimasakti,3,bahan-ajar,87,bank-soal,25,berita,45,bimtek-tim,21,bloging,6,buku,8,buku-tematik,1,foto,6,guru-penggerak,17,jawaban-tematik,5,kelas-5,25,kkg,23,panduan-belajar,17,pat-kelas-5,24,pendidikan,19,pengumuman,5,pesantren-ramadhan,5,pppk,2,prestasi,2,PTS-Kelas-5-semester-2,14,repatriasi,2,RPP,7,sekolah-penggerak,8,sosial,4,sosial-budaya,4,TP-ATP,2,video,4,
ltr
item
Kelaskitanet: Download Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka jenjang PAUD SD SMP SMA
Download Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka jenjang PAUD SD SMP SMA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFg1luE9q00_ji-smxp3CFiG2F4knLrRbHqOYU9RjtF5T7KWcc9yrewC4Q9my-YwjAFyvL3lRBlwS4rJpBiFz3bUzTYLfGZoz7gmvv0VKviKsItnAMSo_vMndmXrhk7xaxbC1dbc6m56670E6QDxr-ouq9UT1CNp2RGF7gYlABN2rOxw8FavFmHbForQ/s320/1.PNG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFg1luE9q00_ji-smxp3CFiG2F4knLrRbHqOYU9RjtF5T7KWcc9yrewC4Q9my-YwjAFyvL3lRBlwS4rJpBiFz3bUzTYLfGZoz7gmvv0VKviKsItnAMSo_vMndmXrhk7xaxbC1dbc6m56670E6QDxr-ouq9UT1CNp2RGF7gYlABN2rOxw8FavFmHbForQ/s72-c/1.PNG
Kelaskitanet
https://kelaskitanet.blogspot.com/2022/04/capaian-pembelajaran-kurikulum-merdeka.html
https://kelaskitanet.blogspot.com/
https://kelaskitanet.blogspot.com/
https://kelaskitanet.blogspot.com/2022/04/capaian-pembelajaran-kurikulum-merdeka.html
true
5014346385350609849
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content